Beberapa Provinsi Yang Sulit Keluar Dari Masalah Gizi Kurang ~ Di indonesia masih terdapat banyak berbagai provisi yang mengalamai kekurangan gizi bagi para masyarakat yang tersebar di daerah tersebut, hal ini harusnya menjadi hal yang harus di tanggapi dengan serius oleh pemerintah, karena pada dasarnya kenbanyakan yang kekurangan gizi selalu berkaitan dengan kemiskinan yang memang tidak bisa di pungkiri lagi , kemiskinan banyak melanda indonesia, sampai saat ini peperintah memanglah sudah memberikan yang terbaik untuk masalah ini tapi memang belum sesuai dengan harapan. Kebanyakan yangmenderita kekurangan gizi adalah seorang balita, seharusya balita ini haruslah mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesui dengan perkembangannya, dan yang pasti seorang balita ini nantinyakan menjadi pemuda bangsa yang mempunyai peikiran yang positif untuk bangsa tapi kalau dari kecil sudah kekurangan gizi, apa mau dikata. bangsapun ikut merasakan efek dari hal ini untuk di masa yang akan datang.
Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor dan kesemuanya saling mempengaruhi. Salah satunya adalah kemisikinan. Kemiskinan dan gizi kurang sangat erat kaitannya.
Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat (patologik) yang ditimbulkan karena tidak cukup makan dan dengan demikian konsumsi energi kurang selama jangka waktu tertentu (Harper, dkk, 1986). Keadaan ini disebabkan oleh karena faktor kemiskinan, pendidikan, ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh konsumsi makanan, pola makan, kepercayaan/tradisi/budaya, dll.
Gambaran masalah prevalensi gizi kurang, pendek, kurus dan gemuk anak balita di Indonesia sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 kecenderungan meningkat, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Provinsi dengan prevalensi gizi kurang anak balita tertinggi tahun 2007 yakni 1) Nusa Tenggara Timur, 2) Maluku, 3) Sulawesi Tengah, 4) Kalimantan Selatan, 5) NAD, 6) Gorontalo, 7) Sulawesi Barat, 8) Nusa Tenggara Barat, 9) Kalimantan Tengah, dan 10) Papua Barat. Tahun 2010 yakni 1) Nusa Tenggara Barat, 2) Nusa Tenggara Timur, 3) Kalimantan Barat, 4) Kalimantan Tengah, 5) Sulawesi Tengah, 6) Gorontalo, 7) Papua Barat, 8) Maluku, 9) Sulawesi Selatan, dan 10) Aceh. Tahun 2013 yakni 1) Nusa Tenggara Timur, 2) Papua Barat, 3) Sulawesi Barat, 4) Maluku, 5) Kalimantan Selatan, 6) Kalimantan Barat, 7) Aceh, 8) Gorontalo, 9) Nusa Tenggara Barat, dan 10) Sulawesi Selatan. Sepuluh besar provinsi dengan prevalensi gizi kurang tertinggi tahun 2007, 2010, dan 2013 dapat dilihat pada gambar berikut :
Jika kita melihat tabel di atas terdapat 6 (enam) provinsi sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 tidak pernah absen dengan prevalensi gizi kurang, yakni 1) Nusa Tenggara Timur, 2) Papua Barat, 3) Maluku, 4) Aceh, 5) Gorontalo, dan 6) Nusa Tenggara Barat. Dari ke enam provinsi tersebut juga tidak pernah absen dalam 10 besar persentase kemiskinan tertinggi di Indonesia, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari ke enam provinsi tersebut prevalensi gizi kurang lebih dari 25%, dan sangat tidak mungkin untuk mencapai target MDGs 2015 yakni 15,5%. Upaya yang perlu dilakukan yakni melakukan analisa lebih mendalam terhadap ke 6 provinsi tersebut tentang permasalahan yang menyebabkan tingginya prevalensi gizi kurang (tidak hanya faktor kemiskinan), sehingga intervensi yang dilakukan tidak sama terhadap daerah dengan permasalahan yang berbeda.
Demikian, semoga bermanfaat.
ditunggu apa lagi hanya dengan minimal deposit 10.000
ReplyDeletemari coba keberuntungannya bersama dengan kami di fanspoker^^com